Penelitian dilakukan di Kecamatan Panti Kabupaten Jember pada bulan Pebruari 2006 sampai dengan April 2006. Penelitian bertujuan untuk mengetahui macam biaya, besarnya biaya, pertambahan berat badan setelah proses penggemukan sapi potong dari hasil inseminasi buatan. Penggemukan dilakukan selama 180 hari dengan menggunakan hijauan pakan ternak (sebagian besar rumput), ampas tahu dan “tumpi jagung”. Sampel diambil sebanyak 30 orang dari populasi sebanyak 61 orang dengan cara simple random sampling.
Sapi bakalan yang digemukkan berumur 7 bulan berkelamin jantan dengan alasan bahwa sapi telah lepas sapih, sehingga berat badan menurun. Pada saat inilah peternak dapat membeli bakalan yang relatif lebih murah karena harga bakalan berdasarkan timbangan berat hidup yaitu Rp 18.500 per kg.
Hasil penelitian sebagai berikut : Biaya yang diperlukan untuk penggemukan adalah biaya variabel yang terdiri atas pakan hijauan, ampas tahu, tumpi jagung dan obat ternak semuanya senilai Rp 5.823.116 untuk rata-rata pemilikan 1,33 ekor.
Biaya tetap terdiri atas tenaga kerja, sewa lahan, depresiasi kandang adan alat serta bunga pinjaman sebesar Rp 589.590 , sehingga biaya total Rp 6.412.756. Pertambahan berat badan selama 180 hari proses penggemukan sebesar 190,204 kg, yaitu berasal dari bobot awal rata-rata 266,12 kg dan bobot akhir 456,324 kg. Penerimaan utama berupa bobot hidup sebesar Rp 8.442.000 ditambah penerimaan sampingan (pupuk kandang) sebesar Rp 23.900 sehingga peneri,aam total Rp 8.456.900. Dari penerimaan dan biaya yang telah dikeluarkan dapat dihitung keuntungan usaha sebesar Rp 2.053.144. Jadi per ekor sapi selama 180 hari dapat menghasilkan keuntungan sebesar Rp 1.540.243. Kelayakan usaha mencapai 1,320 sehingga dapat dikatakan cukup layak dan usaha penggemukan ini hanya sebagai usaha sampingan dari usahatani yang utama yaitu usahatani tanaman. Uji signifikan menunjukkan t hitung ( 6,1315 ) lebih besar dari t tabel ( 1,699 ) pada dk = 29 dan tingkat kesalahan 5%, (uji satu pihak), maka Ho yang menyatakan bahwa tingkat efisiensi usaha penggemukan sapi potong dari hasil inseminasi paling kecil RCR = 1,2 harus diterima dan hal ini secara signifikan berlaku bagi seluruh populasi dari mana sampel diambil.
Sapi bakalan yang digemukkan berumur 7 bulan berkelamin jantan dengan alasan bahwa sapi telah lepas sapih, sehingga berat badan menurun. Pada saat inilah peternak dapat membeli bakalan yang relatif lebih murah karena harga bakalan berdasarkan timbangan berat hidup yaitu Rp 18.500 per kg.
Hasil penelitian sebagai berikut : Biaya yang diperlukan untuk penggemukan adalah biaya variabel yang terdiri atas pakan hijauan, ampas tahu, tumpi jagung dan obat ternak semuanya senilai Rp 5.823.116 untuk rata-rata pemilikan 1,33 ekor.
Biaya tetap terdiri atas tenaga kerja, sewa lahan, depresiasi kandang adan alat serta bunga pinjaman sebesar Rp 589.590 , sehingga biaya total Rp 6.412.756. Pertambahan berat badan selama 180 hari proses penggemukan sebesar 190,204 kg, yaitu berasal dari bobot awal rata-rata 266,12 kg dan bobot akhir 456,324 kg. Penerimaan utama berupa bobot hidup sebesar Rp 8.442.000 ditambah penerimaan sampingan (pupuk kandang) sebesar Rp 23.900 sehingga peneri,aam total Rp 8.456.900. Dari penerimaan dan biaya yang telah dikeluarkan dapat dihitung keuntungan usaha sebesar Rp 2.053.144. Jadi per ekor sapi selama 180 hari dapat menghasilkan keuntungan sebesar Rp 1.540.243. Kelayakan usaha mencapai 1,320 sehingga dapat dikatakan cukup layak dan usaha penggemukan ini hanya sebagai usaha sampingan dari usahatani yang utama yaitu usahatani tanaman. Uji signifikan menunjukkan t hitung ( 6,1315 ) lebih besar dari t tabel ( 1,699 ) pada dk = 29 dan tingkat kesalahan 5%, (uji satu pihak), maka Ho yang menyatakan bahwa tingkat efisiensi usaha penggemukan sapi potong dari hasil inseminasi paling kecil RCR = 1,2 harus diterima dan hal ini secara signifikan berlaku bagi seluruh populasi dari mana sampel diambil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar