URINE sapi sebaiknya tidak dibuang. Sebab, urine yang berbau menyengat hidung itu ternyata laku dijual untuk pestisida alami. Ingin bukti? Datang saja ke kelompok tani Mulyo asuhan Sucipto Sudarno di Dukuh Termas Desa Gringging Kecamatan Sambungmacan, Sragen.
Anggota kelompok tani yang mengelola peternakan sapi itu selalu menampung urine sapi untuk dimanfaatkan sebagai pestisida alami.
''Urine yang sudah kami olah dengan empon-empon kami jual Rp 2.000/liter,'' tutur Kusno, anggota kelompok tani Mulyo, kemarin. Tidak sembarang cairan bisa dicampur dengan empon-empon (rempah-rempah).
Sebelum dijual, tentu saja urine harus di oplos dengan empon-empon seperti campuran kunyit, kencur, jahe, dan temu ireng. Sesuai dengan standar pengolahan, 100 liter urine dicampur dengan 10 kg empon-empon. Setelah dicampur dan diolah sedemikian rupa, cairan ditampung dalam tong plastik didiamkan selama empat hari. Setelah itu, cairan tersebut siap dijual ke pasaran. Harga pestisida curah itu bisa laku Rp 2.000 - Rp 4.000/liter. Bahkan ada peternak asal Boyolali yang membeli urine di Sragen dan mengemasnya kembali untuk dijual Rp 8.000 - Rp 12.000 per liter. Kelompok tani Mulyo kewalahan menerima pesanan pestisida alami itu. Sebab produksi urine sapi dari kelompok tani itu terbatas.
''Karena itu, kami juga mau membeli urine asli dari peternak sapi yang lain,'' katanya.
Pembasmi Hama
Apa manfaat urine hingga bisa laku keras di pasaran? Pestisida alami itu ternyata bisa mengusir dan membunuh hama tanaman. Penyemprotan dilakukan cukup mudah, yakni menggunakan sprayer yang biasa dipakai petani untuk menyemprotkan pestisida berbahan kimia.
Empat liter pestisida alami disaring dan dimasukkan ke tabung sprayer kemudian disemprotkan merata di tanaman padi milik petani.
''Hasilnya tidak diragukan lagi, hama wereng dan penggerek batang yang tersemprot pestisida buatan itu akan mati dalam 2-3 hari,'' kata Kusno. Anehnya, cacing tanah, belalang, atau serangga predator alami hama padi ternyata tidak ikut mati jika tersemprot pestisida buatan itu.
Disarankan saat menuang cairan ke dalam sprayer menggunakan penutup hidung karena bau pembasmi hama itu sangat tajam. Kusno mengaku, para anggota kelompok tani Mulyo mendapatkan keahlian membuat pestisida alami itu dari Sekolah Lapang Pengendalai Hama Terpadu (SLPHT) di LPH Palur, Karanganyar. (Anindito AN-16n)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar