Loka Penelitian Sapi Potong merupakan Unit Pelaksana Teknis Badan Litbang Pertanian yang dibentuk pada tahun 2002, berada di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Puslitbang Peternakan, mempunyai tugas pokok diantaranya melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan aspek nutrisi, peningkatan mutu, dan pemanfaatan biomas lokal sebagai pakan sapi ng. Usaha peternakan sapi potong di Indonesia didominasi oleh system usaha pemeliharaan induk-anak sebagai penghasil bakalan/ pedet (calf cow operation) Hampir 90 persen usaha ini dilakukan oleh peternak rakyat, pada umumnya belum menerapkan konsep usaha yang intensif. Usaha ini kurang diminati oleh pemodal karena dianggap secara ekonomis kurang menarik dan dibutuhkan waktu pemeliharaan cukup panjang. Paradigma pembangunan peternakan pada era globalisasi adalah terwujudnya masyarakat yang sehat dan produktif serta kreatif melalui peternakan tangguh berbasis sumber daya lokal. Program aksi untuk mewujudkan swasembada daging sapi pada tahun 2010 antara lain dapat dilakukan melalui kebijakan teknis pegembangan agribisnis sapi pola integrasi tanaman ternak berskala besar dengan pendekatan berkelanjutan dengan biaya murah dan optimalisasi pemanfaatan limbah atau yang dikenal dengan istilah low external input sustainable agriculture (LEISA) dan zero waste , terutama di wilayah perkebunan. Kegiatan operasional untuk pengembangan usaha perbibitan sapi potong yang murah dan efisien dapat dilakukan secara terintegrasi dengan perkebunan, tanaman pangan dan memanfaatkan sumber pakan biomas lokal. Melalui inovasi teknologi limbah dan sisa hasil ikutan agroindustri pertanian dapat dimanfaatkan sebagai sumber pakan sapi yang potensial untuk usaha penggemukan dan pembibitan (Badan Litbang Pertanian, 2005). Bahan pakan asal biomas lokal yang berharga murah pada umumnya bersifat serta mempunyaiketerbatasan kualitas karena kandungan protein, TDN, palatabilitas dan kecernaan yang rendah dapat digunakan secara optimal sebagai pakan basal dan telah terbukti selain dapat menurunkan biaya ransum juga mampu meningkatkan produktivitas ternak. Teknologi inovasi “pakan murah” untuk usaha pembibitan sapi potong lokal diharapkan dapat memenuhi target : Menekan kematian pedet pra-sapih kurang dari 3%,
Jarak beranak selambat-lambatnya dari 14 bulan,
Laju pertambahan bobot badan harian (PBBH) pedet s.d. disapih umur 7 bulan sekurang-kurangnya 0,4 kg,
Skor kondisi tubuh (kegemukan) induk selama menyusui dalam kategori sedang .
Usaha pembibitan sapi potong lokal dapat memberikan keuntungan ekonomis. bulky
Tidak ada komentar:
Posting Komentar