Pembangunan sub-sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan pertanian yang bertujuan untuk mencapai suatu kondisi peternakan yang tangguh, yang dicirikan dengan kemampuan mensejahterakan para petani peternak dan kemampuannya dalam mendorong pertumbuhan sektor terkait secara keseluruhannya. Pembangunan peternakan diarahkan untuk meningkatkan mutu hasil produksi, meningkatkan pendapatan, memperluas lapangan kerja serta memberikan kesempatan berusaha bagi masyarakat di pedesaan. Peternakan yang tangguh memerlukan kerja keras, keuletan dan kemauan yang kuat dari peternak itu sendiri agar mencapai tujuan yang diinginkan. Keberhasilan yang ingin dicapai akan memacu motivasi peternak untuk terus berusaha memelihara ternak sapi secara terus menerus dan bahkan bisa menjadi mata pencaharian utama. Usaha ternak sapi potong dapat dikatakan berhasil bila telah memberikan kontibusi pendapatan dan dapat memenuhi kebutuhan hidup peternak sehari-hari, hal ini dapat dilihat dari berkembangnya jumlah kepemilikan ternak, pertumuhan berat badan ternak dan tambahan pendapatan keluarga. Agar usaha ternak sapi potong menghasilkan sapi berkualitas, peternak harus meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka dalam beternak sapi potong, antara lain: (1) Memilih bibit/bakalan yang baik; (2) Sistem pemeliharaan; (3) Pemberian pakan yang baik; (4) Pengawasan terhadap kesehatan ternak serta pengetahuan serta keterampilan yang tidak kalah pentingnya adalah (5) Pengolahan/penanganan pra dan pasca panen. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam berusaha ternak sapi potong. Sarana dan Prasaranaa. Lokasi Dalam pemilihan lokasi untuk usaha ternak sapi potong sebaiknya jauh dari pemukiman masyarakat dan memiliki akses ke pasar serta letak dan ketinggian lokasi harus diperhatikan letak dan ketinggiannya terhadap lingkungan sekitar sehingga tidak mencemari lingkungan sekitarnya. b. Lahan Status lahan harus sesuai dengan peruntukannya menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. c. Penyediaan air dan alat penerangan Air merupakan kebutuhan utama makhluk hidup, baik manusia maupun ternak untuk itu dalam penggunaan air harus memperhatikan baku mutu air yang sehat yang dapat diminum oleh manusia dan ternak serta tersedia selalu sepanjang tahun. Sediakan juga penerangan listrik yang cukup setiap saat sesuai dengan kebutuhan dan peruntukannya. d. Kandang Pembuatan kandang harus sesuai dengan kebutuhan dan kegiatan dalam pemeliharaan sapi potong antara lain: (1) Kandang penggemukan; (2) Kandang isolasi ternak sakit; (3) Gudang pakan dan peralatan; (4) Unit penampungan dan pengolahan lahan. Konstruksi kandang harus kuat dan nyaman serta memiliki daya tampung dan pertukaran udara harus terjamin, lantai kandang harus kuat dan tidak licin, untuk bangunan gudang pakan harus terjamin kebersihan dan kehygienisan gudang agar pakan tetap sehat dan hygienis. Tata letak kandang dan bangunan lain harus memperhatikan: 1. Peternakan harus mempunyai satu pintu keluar masuk yang dilengkapi kolam desinfektan. 2. Letak kandang dan bangunan lain harus diperhatikan guna mempermudah dalam pengerjaan dan kegiatan sehari-hari. 3. Letak kandang isolasi harus di belakang dan agak jauh dari bangunan lainnya. 4. Jarak antar bangunan yang bukan kandang minimal 25 meter. 5. Bangunan untuk pekerja (tempa tinggal) serta hal-hal pekerjaan yang berhubungan dengan administratif harus terpisah dari kandang. e. Bibit Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan bibit adalah sebagai berikut: 1. Bakalan sapi khusus untuk digemukkan dapat berasal dari sapi lokal/impor, serta hasil IB (Inseminasi Buatan). 2. Sapi bibit harus sehat. f. Pakan Dalam pemberian pakan harus memperhatikan: 1. Pakan harus baik yang bersala dari hijauan/rumput maupun pakan konsentrat/penguat yangdibuat sendiri atau dari pabrik. 2. Bahan campuran pakan harus diperoleh dari sumber yang telah mendapat izin. Ransum yang digunakan tidak terkontaminasi penyakit, stimulan pertumbuhan, hormon dan bahan kimia. g. Obat-obatan 1. Obat-obatan, bahan kimia dan bahan biologik harus menggunakan yang sudah terdaftar. 2. Penggunaan obat harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku. h. Tenaga Kerja 1. Tenaga kerja harus berbadan sehat. 2. Pekerja harus disediakan perlengkepan keselatan kerja. Proses Produksia. Pemilihan Bibit Kriteria bibit sapi bakalan yang harus dipenuhi antara lain: 1. Bangsa sapi murni atau persilangan 2. Umur 1 – 2 tahun. 3. Berat badan sapi lokal 100 – 150 kg dan sapi persilangan 250 – 350 kg. b. Kandang Kandang yang disediakan harus memenuhi syarat sebagai berikut: 1. Rencanakan terlebih dahulu jumlah kandang yang dibangun sesuai dengan jumlah dan jenis sapi yang akan dipelihara. 2. Kandang harus kuat, memenuhi syarat kesehatan, mudah dibersihkan, mempunyai drainase yang baik, siklus udara yang bebas yang dilengkapi tempat pakan dan minum sapi serta bak desinfektan. 3. sistem kandang dibuat berkoloni/berkelompok dan setiap kelompok berisi 5 – 10 ekor sapi dengan luas ruang 10 – 20 m persegi. 4. Jarak antar kandang dan kandang lain minimal 10 m dan jarak kandang dengan tempat penampungan limbah/kotoran sapi minimal 25 m. Kandang harus selalu mendapatkan sinar matahari pagi yang masuk ke kandang. c. Pakan 1. Pemberian pakan hijauan segar minimal 10% dari berat badan dan pakan konsentrat/penguat 0,4% dari berat badan. Pemberian pakan diberikan 2x sehari. 2. Dalam menyusun ransum agar memperhatikan keseimbangan zat-zat makanan yang dapat dicerna dalam ransum. Zat-zat makanan dasar adalah energi dan lemak, protein, mineral dan vitamin serta serat kasar. 3. Kebutuhan energi, protein dan mineral untuk penggemukan sapi potong jantan untuk tujuan pemeliharaan dan pertumbuhan adalah sebagai berikut: d. Penanganan Hasil 1. Lama/waktu penggemukan sapi potong berkisar antara 3 – 6 bulan sesuai umur dan kondisi sapi pada waktu mulai digemukkan; minimal 1 bulan terakhir sebelum dipasarkan, pemberian ransum konsentrat ditingkatkan dari pemberian biasa dan pakan hijauan dikurangi dari pemberian biasa dan pakan hijauan dikurangi dari pemberian biasa serta penggunaan antibiotik dan obat-obatan diharapkan memperhatikan waktu henti obat. 2. Dilarang memperjual belikan daging yang berasal dari sapi potong selama masa pengobatan antibiotik atau hormon untuk konsumsi manusia, kecuali ternak tersebut dipotong sesuai dengan ketentuan obat yang digunakan. 3. Sapi yang sudah siap dipasarkan harus dijaga sedemikian rupa jangan sampai sapi tersebut cedera/cacat. Bobot badan saip jual minimal sapi lokal 250 kg dan persilangan atau impor 350 kg. Pengawasan1. Sistem Pengawasan Perlu menerapkan sistyem pengawasan secara baik dan periodik dalam proses produksi untuk mengantisipasi dan mengawasi kemungkinan adanya penyakit dan kontaminasi lainnya. 2. Pencatatan Dalam pencatatan, data-data yang diperlukan adalah: a. Data usaha sapi potong dengan sistem ranch: (1) Populasi ternak (Induk, pejantan, anak dara dan jantan muda); (2) Ternak betina bunting; (3) Ternak yang lahir (jantan dan betina); (4) Obat dan vaksin yang digunakan; (5) Data vaksin; (6) Data deepping; (7) Data kematian sapi (anak, muda, induk dan pejantan); (8) Jumlah Pekerja; (9) Penjualan ternak. b. Data usaha penggemukan sapi potong dengan sistem dikandangkan: (1) Populasi ternakyang digemukkan perperiode; (2) Obat dan vaksin yang digunakan; (3) Feed additive (obat yang dicampurkan dalam pakan) yang digunakan; (4) Pakan konsentrat yang diberikan perperiode; (5) Jumlah Pekerja; (6) Penjualan ternak perperiode. 3. Pelaporan a. Peternak sapi potong wajib membuat laporan dan melaporkan setiap enam bulan sekali secara berkala kepada instansi berwenang guna untuk diketahui dan pengawasan. b. Usaha sapi potong wajib membuat laporan secara tertulis setiap 6 bulan sekali guna perbaikan dan perubahan berdasarkan laporan yang ada. Mudah-mudahal tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Minggu, 24 Mei 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar